Ikhwanul Muslimin: Data Korban Meninggal Sudah Mencapai 4.500 Orang
KAIRO - Setelah dalam waktu tak lebih dari 8 jam, pasukan kemanan dan militer Mesir, Rabu kemarin (14/8) 'berhasil' membunuh lebih dari 2.000 rakyat Mesir yang menolak upaya kudeta militer dan penggulingan Presiden Muhammad Mursi. Data jumlah korban meninggal yang sudah terkonfirmasi sampai Kamis siang (15/8) pukul 13.00 WIB mencapai sekitar 4.500 orang.
Data jumlah korban meninggal itu disampaikan oleh juru bicara Ikhwanul Muslimin (IM), Gehad El-Haddad Kamis (15/8), pukul 13.00 WIB. Juru bicara IM itu mengatakan, ribuan orang meninggal setelah pasukan keamanan Mesir memulai operasi pembersihan demonstran pro Presiden Muhammad Mursi yang telah berkemah di jalan-jalan Kairo sejak presiden Mesir Muhammad Mursi digulingkan oleh rezim militer bulan lalu.
"Jumlah total korban yang meninggal mencapai lebih dari 4.500 sampai sekarang. Hingga saat ini masih dilakukan penghitungan & identifikasi terus menerus yang berlangsung di 3 masjid, 3 rumah sakit, dan 2 rumah jenazah," kata Gehad El-Haddad Kamis (15/8), sekira pukul 13.00 WIB melalui akun Twitter.
Pembantaian demonstran dilakukan militer Mesir tidak hanya dengan peluru. Aparat keamanan setempat juga membakar perkemahan-perkemahan para demostran sehingga tak sedikit mereka yang terbakar dan meninggal.
"Hanya dalam 8 jam, sudah terjadi pembantaian massal. Tak ada satupun orang yang mampu menghentikan pembantaian ini, baik di Mesir maupun di dunia. Lebih dari 2000 orang dibunuh dan 10,000 lainnya luka-luka. Biarkan dunia menyaksikannya!" kata Gehad El-Haddad, melalui akun Twitter-nya yang terpantau sekira pukul 18.50 WIB, Rabu (14/8).
“Ini bukan upaya untuk membubarkan, tapi upaya berdarah untuk menghancurkan semua suara oposisi menentang kudeta militer,” tambahnya.
muslimdaily.net