Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Ketika Kondom Dibandingkan dengan Rokok

Kemarin (1/12/2013) dan 7 hari ke depan akan diperingati sebagai Pekan Kondom Nasional yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi. Apa yang dilakukan oleh Bu Menkes ini memiliki tujuan yang baik dan mulia di hari AIDS sedunia ini. Beliau membuat program ini dengan tujuan untuk mencegah penyebaran HIV AIDS yang katanya semakin meningkat di Indonesia.

Tapi ada yang salah dalam kegiatan ini, di mana justru Bu Menkes membagi-bagikan kondom secara gratis kepada siapa saja, bahkan di kampus-kampus terkemuka di Indonesia. Tak hanya itu, pembagian ini juga di iringi oleh sebuah bus berwarna merah dengan menampilkan pose Julia Perez yang seksi dengan menonjolkan bagian tubuh tertentu yang tentu saja bisa menaikkan birahi sebagian orang yang bisa dikatakan menurut bu Menkes tidak memiliki iman yang kuat.

Tindakan Bu Menkes ini tentu saja mendapatkan kecaman dari banyak pihak. Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan penduduk mayoritas Islam tentu saja memahami ini adalah sebuah tindakan pelegalan zina secara terang-terangan. Harus diakui bahwa di Indonesia membeli kondom adalah sebuah perilaku yang masih tabu karena akan ada sangsi sosial secara tidak langsung dalam hal ini. Hal ini dikarenakan perilaku seks menyimpang adalah hal yang sesuai dengan adat istiadat yang ada di negeri ini. Dan proses pembagian kondom secara gratis yang dilakukan oleh Menkes akan membuat hilangnya rasa malu dalam melakukan seks menyimpang dengan membeli kondom yang dimulai dengan program bagi-bagi kondom ini.

Seakan tak kuat menahan tekanan atas penolakan kegiatan ini, Menkes-pun membuat pernyataan yang rasanya ambigu. Membandingkan pembagian kondom dan pembagian rokok di mana keduanya sama-sama memiliki efek negatif. Dimuatnya hal ini di seluruh media masa Indonesia tentunya ini akan menjadi pendidikan tidak baik di negeri ini. Dan akan menimbulkan opini bagi pengguna kondom untuk penyimpangan seksual bahwa pengguna kondom adalah lebih baik daripada pengguna rokok.

Pembagian rokok secara gratis menurut Menkes mempunyai efek coba-coba dan akan menyebabkan ketagihan dan entah kenapa hal ini menjadi berbeda dengan bagi-bagi kondom yang bukankah justru akan melegalkan seks bebas. Bukankah dengan membagi-bagikan kondom akan membuat masyarakat melakukan seks bebas tanpa ada hubungan atau ikatan pernikahan secara sesukanya pula. Pelacuran bukankah akan menjadi hal yang biasa saja, karena ada kondom atas saran Bu Menkes untuk mencegah HIV AIDS.

Yang lebih mengherankan lagi, Bu Menkes mengatakan hanya orang yang tidak memiliki iman yang kuat yang akan melakukan seks bebas dengan ada Pekan Kondom Nasional ini. Kembali, pemikiran yang cukup membingungkan dari Bu Menkes ini. Dalam Islam dikatakan bahwa “Janganlah mendekati zina”, berarti mendekatinya saja tidak diperkenankan oleh Allah swt, bagaimana lagi dengan memfasilitasinya, tentu saja itu bukanlah lagi mendekati perilaku zina, tapi sudah memberikan lampu hijau, bagi siapa saja yang ingin berzina jangan lupa gunakan kondom agar terhindar dari HIV AIDS. Allah swt telah menerangkan di ayat tersebut bahwa manusia tak ada yang memiliki iman yang kuat seperti yang Bu Menkes Maksud. Akan banyak sekali hal-hal yang mempengaruhi iman seseorang untuk menjadi rusak dari pada menguatkan iman seseorang itu sendiri. Dan memberikan fasilitas ini, sama saja dengan telah melakukan pengaruh buruk pada iman seseorang yang mungkin saja tak pernah terpikir karena takut terkena HIV AIDS, tapi kemudian menjadi melakukan karena ada program “JITU” dari Bu Menkes yang membagi-bagikan kondom.

Tentu ini pemikiran yang aneh. Dengan tabunya di negeri ini membeli kondom dengan kemudian mensosialisasikannya dengan cara membagikannya secara gratis, apakah dapat menjamin bahwa HIV AIDS akan menjadi berkurang di negeri ini? Atau justru semakin banyaknya perilaku seks menyimpang di negeri ini akan terjadi. Bagaimana mungkin keburukan dicegah pula dengan keburukan. Tentu ini adalah sebuah jalan yang sangat salah yang telah dilakukan oleh Bu Menkes.

Pencegahan HIV AIDS harusnya dilakukan dengan pembentukan akhlak dan pendidikan tentang seks menyimpang yang bertentangan dengan moral dan agama kepada masyarakat di negeri ini, bukan justru dengan diberikan fasilitas pembagian kondom yang berarti dilegalkannya seks menyimpang di negeri ini. Bu Menkes juga mengatakan bahwa memiliki cucu-cucu yang harus dilindungi, dan program ini justru cukup aneh jika Bu Menkes sendiri memberikan kondom kepada cucunya yang masih SMA dengan pesan agar terhindar dari HIV AIDS. Jadi program ini maksudnya apa? Bukankah pendidikan akhlak, agama dan moral lebih dapat mencegah daripada pembagian kondom secara gratis yang dilakukan. Secara tidak langsung bukankah Bu Menkes membisikkan pada cucu-cucunya “Lakukanlah hubungan seks sebelum pernikahan tapi jangan lupa gunakan kondom agar terhindar dari HIV AIDS”.

Semoga Bu Menkes menyadari kekeliruannya dalam membuat program ini. Program yang justru tidak mencerdaskan anak-anak bangsa, tapi justru program yang menjerumuskan anak-anak kita ke dalam jurang kehancuran.

dakwatuna.com