Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Fakta dan data perkembangan Syiah di Indonesia

Oleh : Muhammad Faisal.

Konflik antara Sunni dan Syiah di Indonesia kian hari kian memanas. Konflik tersebut disebabkan oleh perbedaan prinsip/pokok dalam keyakinan kedua kelompok. Di antara perbedaan yang mencolok diantara kedua kubu yaitu, Sunni (Ahlussunnah) memuliakan para Sahabat Nabi karena merekalah yang berjuang membantu Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam serta menyebarkan Islam ini ke berbagai penjuru. Adapun Syiah sangat membenci para Sahabat Nabi, mencela mereka, bahkan hingga pada tingkat pengkafiran.

Syi’ah merupakan salah satu aliran dalam Islam yang meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu dan keturunannya adalah imam-imam atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Menurut beberapa riwayat sejarah, Syiah didirikan oleh seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba’.Inti ajaran Syi’ah terletak pada masalah Imam yang mereka pusatkan pada tokoh-tokoh ahlul bait. Mereka menetukan 12 Imam, yaitu: Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali bin Abi Thalib, Husein bin Ali bin Abi Thalib, Ali bin Husein Zaenal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far Ash-Shadiq, Musa Al-Kazim, Ali Ar-Ridha, Muhammad Al-Jawad, Ali Al-Hadi, Hasan Al-Askari, Muhammad Al-Muntazhar (Al-Mahdi). Syi’ah meyakini bahwa kedua belas imam tersebut ma’shum (terlepas dari salah dan dosa) dan yang paling berhak melaksanakan Imamah.

Syi’ah memiliki empat referensi utama dalam membangun alirannya. Yang pertama, Al-Kafi yang ditulis oleh Muhammad bin Ya’qub bin Ishaq Al-Kulaini. Dia adalah seorang ulama Syi’ah terbesar di zamannya. Dalam kitab itu terdapat 16.199 hadits. Menurut kalangan Syi’ah, Al-Kafi adalah kitab yang paling terpercaya. Kedua, Man Laa Yahdhuruhu Al-Faqih, dikarang oleh Muhammad bin Babawaih al-Qummi. Terdapat di dalamnya 3.913 hadits musnad dan 1.050 hadits mursal. Ketiga, At-Tahzib. Ditulis oleh Muhammad At-Tusi yang dijuluki Lautan Ilmu. Keempat, Al-Istibshar, juga ditulis oleh Al-Qummi mencakup 5.001 hadits.

Aliran ini telah tersebar ke berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia. Data dan fakta mengenai perkembangan Syiah di Indonesia bisa di lihat dalam buku ini, yang berjudul Ahlussunnah waljamaah dan Dilema Syiah di Indonesia yang ditulis oleh Farid Ahmad Okbah, M.A.

 Setelah menjelaskan definisi, pokok-pokok, dan ciri-ciri Ahlussunnah waljamaah pada bab pertama. Penulis memaparkan secara singkat definisi Syiah, sejarah, pokok-pokok ajaran, dan penyimpangannya pada bab kedua.

Penulis yang merupakan pakar Syiah ini juga menyebutkan beberapa sejarah pengkhianatan Syiah pada bab keempat. Diantara pengkhianatannya adalah pembunuhan Khalifah Umar bin Khattab oleh Abu Lu’luah al-Majusi. Kaum Syiah menjulukinya dengan “Baba Syujauddin” (sang pembela agama yang gagah berani). Kuburannya di Iran dikunjungi dan dihormati oleh kaum Syiah. Bahkan para ulama Syiah berdo’a “Ya Allah kumpulkan kami di akhirat kelak bersama Abu Lu’luah” (hal.48)

Pada bab kelima penulis memaparkan data dan fakta perkembangan Syiah di Indonesia. Ratusan yayasan Syiah telah tersebar ke berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya adalah Yayasan Muthahhari Bandung,  Yayasan al-Muntazhar di Jakarta, Yayasan Mulla Shadra Bogor, dan Yayasan Fikratul Hikmah di Sulawesi Selatan. Syiah juga gencar menerbitkan buku-buku Syiah. Lentera, Mizan, Hidayah, al-Huda, al-Jawwad adalah beberapa nama penerbit Syiah yang terkenal. (lihat hal.55-66)

Selain itu, Syiah juga banyak mengirim kadernya untuk melanjutkan pendidikan di Iran. Setiap tahunnya sekitar 300 mahasiswa Indonesia ke Iran. Syiah juga memiliki beberapa organisasi, diantaranya adalah Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), Ikatan Pemuda Ahlul Bait Indonesia (IPABI), dan Ahlul Bait Indonesia (ABI). Beberapa Lembaga pendidikan milik syiah adalah SMA Plus Muthahhari Bandung dan Jakarta, dan Ma’had Yapi Bangil, Jawa Timur. (hal.60-61)

Pada bab-bab berikutnya penulis memaparkan data-data mengenai Syiah di beberapa media. Lebih lengkapnya, silahkan membaca buku “Ahlussunnah waljamaah dan Dilema Syiah di Indonesia” ini. Buku ini sangat pantas untuk dibaca untuk mengetahui fakta dan data perkembangan Syiah di Indonesia.

  •     Judul Buku: Ahlussunnah Waljamaah dan Dilema Syi’ah di Indonesia
  •     Penulis: Farid Ahmad Okbah, MA
  •     Editor: Tim Perisai Qur’an
  •     Penerbit: Perisai Qur’an Jakarta
  •     Cetakan Pertama September 2012.
  •     Tebal 288 halaman.


(arrahmah.com)