Lima Gaya Umar Bin Khattab dalam Memimpin
MENJADI pemimpin bukanlah perkara mudah, selain dibutuhkan leadership, dalam Islam, pemimpin juga harus kuat iman dan takwanya, sehingga bisa menjadi teladan dan benar-benar bisa bekerja sebagai pelayan rakyat, bukan penikmat kekayaan rakyat.
Ketika seorang pemimpin tidak menguatkan iman dan takwanya, maka ia akan berada dalam situasi tertekan oleh berbagai kepentingan, pada saat yang sama rasa cinta terhadap kursi jabatan kian menguat.
Di saat seperti itulah biasanya seorang pemimpin tidak mau lagi berpikir lurus di jalan lurus. Akibatnya, segala macam kebijakannya senantiasa berbau rasionalisasi. Sebab, hakikatnya memang bukan rakyat yang mau dilayani, tetapi kekuatan lain yang sangat ditakuti. Di sinilah kemudian istilah pencitraan menjadi keniscayaan bagi mereka yang sangat berkeinginan dengan kursi jabatan.
Gubernur dengan Kendaraan Keledai
Kehidupan para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam banyak dipenuhi berbagai macam pribadi yang menawan yang menjadi suri teladan bagi generasi yang datang kemudian. Pangkal pribadi menawan karena semata-mata karena dorongan keikhlasan dan ajaran Islam, bukan karena pencitraan dan ingin publikasi. Begitu pula para pemimpin-pemimpin Islam di era khalifah Abu Bakar dan Umar Bin Khatab. Mereka adalah orang-orang yang berjuang untuk meninggikan agama Allah dan kemuliaan Islam.
Salah satu diantaranya ialah Salman Al Farisi. Ia adalah salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam yang sangat sederhana dan salah seorang sahabat yang gagah berani lagi cerdas otaknya. Ia mampu menciptakan teori penggalian parit sekitar Madinah, tatkala pasukan musuh mau menggempurnya. Ia juga dikenal sebagai salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam yang memiliki akhlakul karimah, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam memasukkannya ke dalam golongan keturunan Nabi (Ahlul Bait).
Sejarah Berdirinya Kementerian Agama di Indonesia
Oleh : Sudirman, S.Ag
Pelaksana pada Subbag Hukmas dan KUB Kemenag Sulsel
Kalau pada masa penjajahan Belanda urusan agama ditangani berbagai instansi atau kementerian, pada masa kemerdekaan masalah-masalah agama secara resmi diurus satu lembaga yaitu Departemen Agama. Keberadaan Departemen Agama dalam struktur pemerintah Republik Indonesia melalui proses panjang. Sebagai bagian dari pemerintah negara Republik Indonesia; Kementerian Agama didirikan pada 3 Januari 1946. Dasar hukum pendirian ini adalah Penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor I/SD tertanggal 3 Januari 1946.
Sejarah Puasa Ramadhan
Sudah biasa para penceramah menyampaikan materi kewajiban dan kemulian bulan Ramadhan dalam tema-tema kajian kultum Ramadhan. Tapi baru sekali ini, penulis mendengar kultum Ramadhan yang bercerita tentang sejarah disyariatkannya puasa Ramadhan.
Dalam ceramah Ramadhan-nya, sang penceramah terlebih dahulu memberi pengantar tentang dasar dimulainya puasa Ramadhan, yaitu karena melihat hilal, sebagaimana perkataan Rasul SAW, “Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah karena melihatnya (hilal bulan Syawal). Jika kalian terhalang awan, maka sempurnakanlah Sya’ban tiga puluh hari.” (HR. Bukhari 4/106, dan Muslim 1081).
Medinat Timbuktu, sebuah kota Islam bersejarah
Timbuktu adalah kota bersejarah Islam modern di Republik Mali. Letaknya sekitar 20 kilometer sebelah utara dari Sungai Niger.
Akar suku bangsa dari Timbuktu tidak diketahui mendalam. Dokumentasi-dokumentasi kuno menyebutkan leluhurnya mulai melakukan tradisi lokal pada abad ke 17. Mereka menyebutnya Tarikhes Soudan, yang merupakan kelompok nomaden mencakup 1100 orang. Lalu Timbuktu segera menjadi pusat pembelajaran Islam.
Rute Selatan kafilah Sahara menjadi terkenal di seluruh Eropa sebagai pasar budak dan emas.
Potret Sahabat Rasulullah
Oleh: Nashih Nashrullah
Para sahabat Rasulullah SAW berkompetisi dalam kebajikan.
Para sahabat dan generasi salaf secara umum adalah umat terbaik sepanjang sejarah Islam. Ini seperti ditegaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Imran bin Hushain.
Kedekatan mereka dengan Rasulullah SAW menjadi faktor utama keistimewaan tersebut. Ini didukung dengan beberapa komitmen terhadap risalah yang dibawa Rasul. Seperti apakah potret para generasi salaf?
Lewat bukunya yang berjudul Syifa al-Qulub, Syekh Musthafa al-Adawi menginventarisasi sejumlah potret keteladanan para salaf. Kesungguhan, komitmen, kesehajaan, kesalihan, dan ragam kebajikan terdapat dalam pribadi mereka.