Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Banjir Air Mata Ketika Bewudhu Dan Mendengar Azan (Seri Akhlaq 4)

Segala Puji bagi Allah SWT  yang telah melimpahkan rahmatnya dan karunianya sehingga kita masih bisa merasakan nikmatnya Islam & Iman hingga saat ini, setelah kami bahas pada segmen sebelumnya tentang seri akhlaq 3 yaitu " banjir air mata ketika mendengar nasehat " , maka pada kesempatan yang indah ini kami akan ulas serial akhlaq lainya yang memiliki keterkaitan judul yaitu " banjir air mata ketika berwudhu & mendengar Adzan ", mudah mudahan kajian ini menjadi 'Itibar bagi kita semua. berikut penjelasannya

  • Abdurrahman bin Hafsh al-Qurasyi menuturkan bahwa kebiasaan Ali bin Husain apa bila dia berwudhu wajahnya memucat. Hal itu menyebabkan keluarganya bertanya apakah gerangan yang menyebabkan hal itu terjadi. Ia pun menjawab, “Apakah kalian mengetahui di hadapan siapakah aku hendak berdiri??”
  • Tetangga Mansur bin Zadzan bercerita bahwa suatu hari ia melihat Mansur sedang berwudhu. Ketika selesai, kedua matanya berlinangan air mata dan akhirnya ia menangis. Aku pun bertanya kepadanya, “Semoga Allah merahmatimu!, Apakah sebab yang menjadikanmu menangis?” Ia pun menjawab, “Adakah urusan yang lebih besar dari urusan yang sekarang sedang ada padaku?? Sesungguhnya diriku akan menghadap kepada Dzat yang tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur.”
  • Nu’aim bin Muwarri’ at-Tamimi mengisahkan bahwa Atha as-Sulaimiy apabila dia selesai berwudhu, tubuhnya menggigil dan bergetar, dan akhirnya ia menangis dengan sangat keras. Ia ditanya akan hal itu. Dan ia pun menjawab, “Sesungguhnya aku akan melaksanakan amalan yang sangat agung! Aku hendak berdiri di hadapan Allah SWT!”
  • Dari Zaid bin Aslam, Bapaknya mengabarkan kepadanya bahwa pada suatu hari dia bersama Umar RA dan rombongan bertolak menuju Syam. Di tengah perjalanan Bilal mengumandangkan azan, padahal semenjak wafatnya Rasul SAW Bilal tidak pernah mengumandangkan azan. Maka tatkala mendengar azannya Bilal, orang-orang yang hadir terkenang akan diri Rasul SAW dan akhirnya linangan air mata mereka pun tak dapat tertahankan. Aku tidak pernah melihat banyak sekali orang menangis kecuali pada hari itu. Dalam riwayat lain dinyatakan bahwa waktu shalat telah masuk dan orang-orang meminta Umar untuk menyuruh Bilal mengumandangkan azan, lalu Bilal pun azan. Tidak ada sahabat yang sempat sempat mendengar azannya Bilal di masa Rasulullah SAW kecuali mengucurkan air mata sehingga membasahi jenggot mereka, dan Umar adalah yang paling keras tangisannya. Adapun orang-orang yang tidak menyaksikan hal tersebut ikut menangis terbawa tangisan mereka, dan karena teringat Nabi saw.[1]
  • Al-Harits bin Sa’id menuturkan bahwa apabila Abu Imran al- Jauniy mendengar azan, roman mukanya berubah dan air matanya bercucuran.
  • Sufyan bin Uyainah becerita bahwasanya Mansur bin Shafiyyah selalu menangis di setiap shalatnya. Orang-orang pun beranggapan bahwa di dalam tiap shalatnya dia selalu mengingat mati dan dahysatnya hari kiamat.
  • Yahya al-Bakkâ` menuturkan bahwa Hasan al-Bashri pernah berkata, “Ketika seorang Mu`adzdzin mengumandangkan azan, tak satu pun binatang melata yang ada di kolong bumi dan dasar laut, kecuali mereka memfokuskan diri untuk mendengar azan.” Kemudian al-Hasan pun menangis dengan tangisan yang sangat keras.
  • Muhammad bin Abdul Wahhab al-Haritsiy menceritakan bahwa Abu Zakaria an-Nahsyali tatkala mendengar azan wajahnya berubah, kedua matanya berlinangan air mata dan menangis. Ketika ditanya akan hal itu, Ia menjawab, “Aku menggambarkan bahwa azan itu adalah seruan pada hari kiamat kelak.”
  • Qadim ad-Dailamiy berkisah, “Pada suatu hari kami duduk di sisi Fudhail bin Iyadh yang sedang berada di dalam masjid. Ketika terdengar suara azan, Fudhail menangis dan air matanya membasahi kerikil-kerikil yang ada di dalam masjid. Ia berkata, “Aku menganggapnya sebagai seruan pada hari kiamat kelak.” Dan ia pun kembali menangis.
  • Muhammad bin Hamdun menuturkan, “Aku sering melihat Abu Bakar yakni Ahmad bin Ishaq ash-Shabhgi apabila azan sudah dikumandangkan ia berdo`a dan menangis. Aku tidak melihat pada para guru kami yang lebih baik shalatnya dari pada dia, ia tidak pernah membiarkan seorangpun yang menggunjing di majlisnya.”
____________________________

[1] Tarikh ath-Thabari 2/490.