Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Mujahidin Tewaskan 240 Tentara Assad di Pegunungan Kubu Alawit

AMMAN, YORDANIA - Mujahidin Suriah dipimpin oleh dua afiliasi Al-Qaidah, Jabhat Al-Nusrah dan Negara Islam Irak telah menewaskan sekitar 200 orang tentara dan milisi pro-pemerintah dalam serangan tiga hari di pegunungan kubu sekte Syi'ah Alawit Presiden Bashar Al-Assad dan mendorong ratusan penduduk desa untuk mencari perlindungan di pantai Mediterania, para aktivis mengatakan pada hari Selasa (6/8/2013).

"Kami membunuh 200 (pasukan Assad) pada hari Ahad saja, dan kemarin setidaknya 40 lagi," kata seorang pejuang oposisi di daerah tersebut.

"Pengikut Alawitnya ditendang keluar ke kota tersebut," katanya mengacu pada pelabuhan Mediterania Latakia. "Hanya mereka yang mengibarkan bendera putih akan dibebaskan dari pembunuhan."

Ahmad Abdelqader, seorang aktivis dalam Brigade Ahrar al-Jabal, salah satu kelompok yang terlibat dalam operasi itu, menempatkan korban tewas 175 orang, menggambarkan mereka sebagai tentara dan milisi Syi'ah yang menjaga hambatan-hambatan yang menghubungkan desa-desa pegunungan tersebut.

Seorang ulama Syi'ah Alawit terkemuka, Muwaffaq Ghazal, juga ditangkap oleh mujahidin dari Jabhat Al-Nusrah, yang mencari pertukaran tawanan bagi para pejuang oposisi yang ditangkap, kata para aktivis.

Mohammad Moussa, seorang komandan Tentara Pembebasan Suriah (FSA), mengatakan pasukan oposisi berada di pinggiran desa puncak bukit Aramo, yaitu 20 km dari Qardaha - kampung halaman Assad dan tempat pemakaman ayahnya, Hafez al-Assad, yang memerintah Suriah dengan tangan besi selama tiga dekade.

"Tujuannya adalah untuk mencapai Qardaha dan menyakiti mereka seperti mereka menyakiti kita. Para Syi'ah Alawit telah berkerumun di gunung mereka berpikir bahwa mereka dapat menghancurkan Suriah dan tetap kebal," kata Abdelqader.

..Kami membunuh 200 (pasukan Assad) pada hari Ahad saja, dan kemarin setidaknya 40 lagi..

Sejak meluncurkan serangan kejutan saat fajar pada hari Ahad, brigade pejuang oposisi terutama dari kelompok Islam yang dipimpin oleh dua kelompok afilasi Al-Qaidah telah merebut setengah lusin desa di tepi utara pegunungan Alawit, para aktivis mengatakan.

Para mujahidin menyerang ke wilayah Syi'ah Alawit dan merebut sebuah bandara militer di utara Aleppo, menandai dua keuntungan utama bagi musuh Assad tersebut setelah berbulan-bulan kemunduran di mana mereka kehilangan wilayah di sekitar ibukota Damaskus dan pusat kota Homs.

Dikombinasikan dengan perlawanan balik yang stabil di provinsi selatan Deraa, mereka menyoroti tantangan Assad yang berusaha untuk mengembalikan kekuasaannya di Suriah setelah dua tahun konflik yang telah menewaskan 100.000 orang dan memecah belah negara itu.

Assad menguasai sebagian besar wilayah selatan dan tengah Suriah, sementara pejuang oposisi menguasai  wilayah utara dekat perbatasan Turki dan sepanjang lembah Efrat menuju Irak. Sudut timur laut sekarang semakin menjadi wilayah otonomi Kurdi.

Pejuang oposisi mengeluh mereka kurang persenjataan dan dukungan asing, tidak seperti tentara Suriah yang didukung Iran-Hizbullah. Tapi mereka memiliki dukungan dari kekuatan Sunni regional dan telah melengkapi diri dengan senjata anti-tank yang disita dari tentara.

Secara keseluruhan, 60 pejuang oposisi telah gugur sejak awal operasi, kata Ammar Hassan, seorang aktivis lokal di Latakia. "Assad mengirim pasukan bantuan besar dari Latakia, tetapi pembebasan akan terus berlanjut," katanya.

Penyebaran pasukan tambahan Assad mencerminkan beratnya tantangan yang dia hadapi di wilayah yang secara tegas tetap berada di bawah kekuasaannya sejak pecahnya konflik Suriah, yang dimulai dengan protes damai pada Maret 2011.

Konflik tersebut telah berubah menjadi perang sipil, memperdalam perpecahan Syiah-Sunni dan meningkatkan ketegangan antara Iran dan kebanyakan negara Sunni Timur Tengah.

(voa-islam.com)