Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Mesir, Pembantaian pun Dimulai

Paska demo besar-besaran Jum’at 26/7/2013, yang dilakukan oleh massa pro kudeta dan massa pro legitimasi (Pro Mursi -ed). Semakin memperjelas besar kecilnya dukungan rakyat untuk masing-masing kelompok tersebut. Dimana, 34 bunderan yang ada di kota Cairo dipenuhi oleh massa pro legitimasi, sementara massa pro kudeta hanya ada di dua titik, yaitu bunderan Tahrir dan depan istana Etihadiya, sebagaimana yang ditayangkan secara live oleh TV Aljazeera.

Fatalnya, demo besar-besaran yang seharusnya menjadi ajang penyerahan mandat, dari rakyat kepada jenderal Al Sisi untuk melakukan pembersihan terhadap kelompok pro legitimasi dengan tuduhan terorisme, justeru tidak sesuai dengan target yang mereka tetapkan. Akhirnya penguasa junta militer pun terpaksa memanipulasi gambar tayangan live TV dengan hasil rekaman beberapa waktu yang lalu. Cara konyol ini ternyata dapat diungkit oleh beberapa media kredibel setempat dan internasional seperti CNN dan Reuters.

Walaupun jumlah capaian massa pro kudeta tidak sesuai target, nampaknya rencana jenderal Al Sisi untuk melakukan "pembersihan" tetap akan berjalan. Hal ini dibuktikan dengan intensifnya pergerakan pasukan keamanan dan militer, dengan peralatan tempurnya  masing-masing, terus merapat ke dua sasaran utama yaitu Bunderan Rab’ah Al Adawiyah dan sekitarnya serta Bunderan Nahdah, Giza.

Prediksi beberapa pengamat politik setempat sekitar bakal terjadinya pemutihan dan pembasmian di kedua tempat tersebut ternyata terbukti juga. Sejak pukul 00.00 waktu Cairo tanggal 27/7/2013, pasukan keamanan dan militer telah melakukan aksi represif di wilayah sekitar Bunderan Rab’ah Al Adawiyah. Sehingga, jatuhnya korban pun tidak dapat dihindari. Dan semua korban langsung dilarikan ke rumah sakit lapangan Bunderan Rab’ah untuk mendapatkan pertolongan.

Hingga jam 06.00 waktu Cairo, jumlah korban tewas dan luka-luka bukannya malah berhenti, namun justeru bertambah secara signifikan, yaitu 55 orang korban tewas 1000 orang luka-luka, diantaranya ratusan orang terluka akibat peluru tajam militer. Melihat membeludaknya jumlah korban, direktur rumah sakit Rab’ah Adawiyah pun terpaksa meneriakkan permohonan bantuannya kepada para  sukarelawan baik tim dokter bedah maupun bius, yang disiarkan langsung oleh Aljazeera TV.

Dalam pernyataan emosionalnya Direktur Rumah Sakit Rab’ah Adawiyah mengatakan,  

“Kami harus memohon bala bantuan kepada siapa? Apakah kami bukan anak manusia? Sehingga kalian ingin memusnahkan kami? Mari silakan bunuhlah kami, sekalian dengan roket di pesawat kalian, kami tim medis tidak akan beranjak dari tempat ini kecuali jika kalian binasakan." Sebagaimana dirilis oleh media online setempat  klmty.net (27/7/2013). 

Selanjutnya sang direktur juga menjelaskan, bahwa hampir sebagaian besar korban adalah akibat luka tembak yang membahayakan, karena menyasar ke arah kepala korban. Jadi jelas maksud si pelaku untuk membunuhnya.

Hingga berita ini ditulis, perkembangan lapangan masih sangat simpang siur, apalagi batas tenggat waktu yang diberikan oleh Al sisi adalah hingga jam 08.00 waktu Cairo. Yaitu untuk melakukan pembersihan semesta para pendukung massa pro legitimasi. Hal ini bukannya menyurutkan semangat pemerotes, justeru membuat mereka semakin berani dan menantang pembasmian yang akan dilakukan oleh Al Sisi dengan militernya.

Apakah yang akan terjadi setelah jam 08.00 waktu Cairo atau jam 12.00 WIB WIB? Hanya Allah SWT yang Maha Tahu. Semoga yang terbaik untuk rakyat Mesir. Amin.


*http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/07/27/mesir-pembantaian-pun-dimulai-579878.html

UPDATE BERITA :

Pembantaian!! Demonstran Pro Mursi Diserang, Lebih dari 50 Orang Meninggal

MESIR - Setidaknya lima puluh orang meregang nyawa dan seribu orang lainya terluka dalam insiden serangan terhadap demonstran pro Morsi di dekat lapangan Masjid Rabia Al Adawiya, Nasr City, Kairo. Serangan itu terjadi beberapa jam setelah pernyataan Menteri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim yang menegaskan bahwa dalam waktu dekat demonstrasi pro Morsi akan dibubarkan paksa sesuai hukum.

Para pejabat rumah sakit sipil di lapangan Rabia Al Adaweya menerangkan, lebih dari 50 dari para demonstran pendukung Morsi meniggal dan sekitar 1.000 terluka. Banyak dari mereka meninggal dan terluka akibat peluru tajam. Pihak rumah sakit merasa khawatir kemungkinan keterbatasan kapasitas rumah sakit untuk menangani demonstran yang terluka.

UPDATE: Saat berita ini ditulis (13:25 WIB), Gehad El-Haddad jubir Ikhwanul Muslimin menyatakan korban meninggal terkonfirmasi lebih dari 70. "confirmed death toll just tipped over 70 !!!" tulisnya via akun twitter @gelhaddad.

Satu diantara yang terbunuh dari demonstran Pro Mursi adalah anak seorang jenderal.

"one of those dead his father is a military general under sisi, he died saying tell him I'm not angry at him" tulis El-Haddad.

El-Haddad melanjutkan, "btw, it hasnt stopped yet. police is still shooting at peaceful protestors & as more of them fall more emerge from within the sit-in" (Sampai detik ini masih terus berlangsung penembakan oleh polisi pada demonstran damai).

THEY HAVENT STOPPED YET !! 6 HOURS OF CLEANSING, MURDUR & BLOODSHED. & THE WORLD STILL WATCHES !! #EGYPT (@gelhaddad)

A war photographer saying he never saw such hatred & brutality. police killing unarmed protestors in cold blood. (Seorang fotografer perang mengatakan dia tidak pernah melihat kebencian & kebrutalan seperti ini dimana polisi membunuh demonstran tak bersenjata dengan darah dingin).

Menurut seorang dokter dari rumah sakit kepada Aljazeera, rumah sakit menerima sekitar 700 kasus demonstran terluka dalam tiga jam. Ia memprediksi jumlah yang meninggal akan bertambah karena banyak korban cedera berada dalam kondisi kritis.

Ia menyebutkan apa yang terjadi terhadap para demonstran sebagai “genosida” karena sebagian besar cedera terjadi di kepala.

Koresponden Al-Jazeera Abdel Fattah Fayed mengatakan, sebelum aksi serangan itu polisi menembakkan gas air mata untuk mencegah para pengunjuk rasa mendirikan tenda di lokasi yang jauh dari daerah lapangan Rabia Al Adaweya. Sementara jumlah demonstran semakin banyak dan tidak tertampung lagi di lapangan Rabia Al Adaweya.

Sekonyong-konyong rentetan suara senjata terdengar beriringan dengan datangya sejumlah kendaraan polisi dan sejumlah tembakan dari penembak jitu yang bersembunyi di sejumlah bangunan di sekitar lokasi. Para pengunjuk rasa sebelumnya telah membangun dinding semen di dekat pintu jalan yang mengakses ke jembatan, untuk masuknya pasukan keamanan.

pkspiyungan.org