Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Walau Diteror, Polisi Harus Tetap Tunjukkan Wibawa

Jakarta - Meski penembakan terhadap polisi masih terjadi, bukan berarti ini boleh diikuti oleh aksi kerja tanpa seragam polisi. Demikian dikatakan analis kriminal dari lembaga Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B. Nahrawardaya.

Kata dia, ketakutan tidak boleh menyebabkan penanggalan atribut polisi karena menanggalkan atribut justru akan menambah resiko di kemudian hari. Risiko apa?.

"Yakni risiko keselamatan sebagian besar polisi oleh penjahat kecil. Jika tak berseragam, resiko polisi makin besar karena akan dihabisi preman kecil, yang biasanya preman kecil takut membunuh polisi berseragam," kata Mustofa.

Sebaliknya, polisi tetap harus bekerja seperti biasa, bahkan harus meningkatkan patroli dan menunjukkan kewibawaannya, baik itu di kantor, di jalan, maupun di tempat-tempat lainnya.

"Sebab bagaimanapun, menjadi polisi harus siap menerima segala resiko," terangnya.

ICAF mendesak Kapolri untuk segera mengubah kebiasaan-kebiasaan lama, yang kemudian mungkin mudah dibaca oleh para pelaku penembakan. Diantaranya menembalikan fungsi-fungsi Polri pada job masing-masing, dan jika bisa, mengurangi kegiatan yang bukan wewenang dan tugasnya, kata dia.

Pihaknya menduga, para pelaku ini lebih dekat kepada pelaku-pelaku yang memiliki akses ke persenjataan organik, dan punya akses pelatihan militer yang khas, dan bukan hasil dari kelompok pelatihan sipil. Dimana mereka bisa bertindak dengan sangat terlatih, terukur, serta punya mapping yang lengkap.

"Apalagi berani bekerja di jantung Ibu kota dimana pengamanan tergolong ketat," tegasnya.

Mustofa menyebut gerombolan penembak polisi ini sebagai kelompok GM (Gerakan Misterius), "Yang harus segera dibongkar keberadaan para inisiatornya, mentor, penyandang dana, dan motif sesungguhnya dari GM tersebut".*

Hidayatullah.com