Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Hari Ini di tahun 1187 M Pasukan Salahuddin Al-Ayyubi Mulai Mengepung Yerusalem

Inilah salah satu contoh strategi perang jenius yang dibuat Salahuddin Al-Ayyubi. Pengepungan Yerusalem adalah sebuah pertempuran yang terjadi mulai hari ini tanggal 20 september sampai 2 Oktober 1187 antara Dinasti Ayyubiyyah dan Pasukan Salib yang menguasai Yerusalem. Pertempuran ini menyebabkan Yerusalem direbut kembali dari tangan tentara Salib oleh Salahuddin al-Ayyubi.

Sebelumnya para penguasa Yerusalem dari kalangan Kristen dikalahkan dalam Pertempuran Hattin pada 4 Juli 1187. Banyak tokoh-tokoh kerajaan yang semula arogan dan sombong tertangkap. Malah para pimpinan pasukan Salib itu dipermalukan oleh Salahuddin dengan taktik brilian di perang Hattin.

Sebelumnya Salahuddin merebut kota Akko, Nablus, Jaffa, Toron, Sidon, Beirut, dan Ashkelon. Pasukan Salib tunggang langang melarikan diri ke Tirus, satu-satunya kota yang dapat menahan serangan Saladin.

Pada Ahad, 20 September 1187, Salahuddin kemudian memutuskan mengepung kota Yerusalem. Ia mulai menutup rapat-rapat pintu ke utara dan baratlaut. Salahuddin pun melakukan penyerangan menembus tembok.

Pertempuran ini berakhir dengan menyerahnya Yerusalem pada 2 Oktober 1187. Salahuddin berhasil merebut Yerusalem pada 2 Oktober 1187, setelah 88 tahun laanya dikuasai Pasukan Salib. Tanggal itu juga memiliki makna simbolis khusus bagi Muslim karena bertepatan dengan tanggal 27 Rajab yaitu tanggal peringatan Isra dan Mikraj.

Berbeda dengan pasukan Salib saat merebut Yerusalem yang membantai jutaan manusia, Salahuddin membiarkan warga Yahudi dan Nasrani untuk tetap berada di Yerusalem. Dan kebijakan Salahuddin ini menjadi catatan emas sejarah bagaimana Umat Muslim lebih mencintai kedamaian.

REPUBLIKA.CO.ID