Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Apakah Islam Membolehkan Aksi Boikot?

Konsep boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) ternyata terjadi juga dalam sejarah Islam. Konsep ini disahkan dan digunakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa sallam. Ajaran Islam yang menyeluruh mengajarkan bahwa semua individu yang penuh kesadaran dan ketaatan dianjurkan untuk tidak membantu penindas, menadah barang curian, dan memperlama ketidakadilan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa BDS adalah sarana yang dapat membantu ummat Islam Palestina yang telah bertahun-tahun diduduki dan ditindas penjajah zionis ‘Israel’.

Penjajah telah menggunakan lahan pertanian yang mereka curi dari rakyat Palestina untuk menumbuhkan tanaman dan menjual hasilnya ke seluruh dunia. Maka, kita tidak boleh membeli produk yang dihasilkan dari aksi penjajahan seperti itu. Gerakan BDS adalah salah satu pendekatan yang efektif dalam menggerakkan komunitas internasional untuk menentang penjajahan terhadap Palestina. BDS terhadap penjajah kini diikuti jutaan masyarakat di seluruh dunia.Mereka melakukan boikot terhadap ekonomi, akademik, dan budaya penjajah.

Rasulullah Pernah Diboikot

Sejarah Islam juga mengisahkan bentuk boikot yang pernah terjadi pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa sallam. Salah satunya adalah kisah ketika kaum di kota Makkah mencoba membungkam Rasulullah dan ajaran Islam yang dibawanya. Kaum di kota Makkah menindas Rasulullah, pengikutnya, dan sukunya (Bani Hasyim). Mereka menjatuhkan sanksi berat selama tiga tahun, di antaranya larangan menikah dengan kaum Makkah dan larangan berdagang.

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini ialah Rasulullah dan pengikutnya pernah ditindas dan dipinggirkan. Akan tetapi, mereka bertahan dan bersabar hingga akhirnya berhasil menyebarkan ajaran Islam di Kota Makkah. Rakyat Palestina, meski hak-hak mereka dibatasi oleh penjajah, dapat mencontoh ketabahan Rasulullah ini. Dengan kata lain, perjuangan harus terus dilanjutkan sampai keadilan diperoleh.

Boikot untuk Beri Pelajaran

Rasulullah pun pernah menggunakan boikot dengan cara yang berbeda untuk menjaga kaum Muslim yang ia kasihi agar tetap berada di jalan yang benar. Boikot digunakan Rasulullah sebagai terapi dan pelajaran bagi kaum Muslim yang bersalah agar dapat memperbaiki tindakan mereka.

Salah satu kisah boikot paling masyhur adalah terkait perang Tabuk. Tabuk adalah sebuah kota strategis yang berada di antara Damaskus dan Madinah. Kemungkinan bahwa Madinah akan diserang sangat besar, karena hasil perang Mu’tah yang masih menggantung. Apalagi, komandan Bizantium masih berada di tanah Syam. Oleh karena itu, Rasulullah memanggil para sahabatnya untuk pergi ke Tabuk dan memeriksa kondisi di sana.

Saat itu adalah bulan Rajab dan cuaca amat panas. Orang-orang sedang berada dalam kesulitan karena kekeringan yang parah. Sangat sedikit tanaman dan buah-buahan yang dapat dibudidayakan dan dipanen. Para sahabat tetap memenuhi panggilan jihad, meski dalam kondisi sulit.

Akan tetapi, ada beberapa orang munafik yang tidak memenuhi panggilan jihad tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallammendengarkan alasan-alasan palsu mereka.Meski mengetahui dusta mereka, Rasulullah meminta pengampunan Allah bagi mereka dan membiarkan hati mereka dinilai langsung oleh Allah.

Salah satu orang beriman yang tidak mengikuti perjalanan adalah Ka’b bin Malik. Ka’b bin Malik berkata jujur mengenai situasinya.Sebagai pelajaran, Rasulullah memerintahkan para sahabat memboikot Ka’b bin Malik dan dua orang Muslim lainnya, yakni Murara bin Ar-Rabi Al-Amri dan Hilal bin Umaiya Al-Waqifi yang juga tidak berangkat ke Tabuk.

Rasulullah memboikot ketiga Muslim beriman ini untuk membedakan mereka dengan para munafik yang tidak berangkat lantas membuat-buat alasan palsu. Rasulullah memberi pelajaran bagi ketiga Muslim beriman ini agar mereka mengetahui kesalahan mereka dan dapat bertaubat atasnya. Boikot ini berlangsung selama lima puluh hari.

Namun, sebelum empat puluh hari seorang petani Kristen mengirim surat dari Kepala Ghassanid yang mengajak mereka bergabung dengan Kristen, serta menjanjikan pelayanan dan hiburan. Akan tetapi, Ka’b membakar surat tersebut dan tetap setia kepada ajaran Islam. Ketulusan dan kejujuran Ka’b bin Malik menjadi contoh bagi para sahabat Rasulullah dan pengikut Islam hingga kini.

Hidayatullah.com