Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

“Pilihlah Caleg Muslim yang terbaik dalam hal Iman, Keshalehan, dan Takwanya”

Kewajiban umat Islam, khususnya para ulama dan kaum cendekiawan adalah melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, menyampaikan kebenaran kepada penguasa, dan memberikan panduan kehidupan kepada umat Islam sejalan dengan amanah risalah yang diwariskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam.

Bahwasanya Indonesia adalah negeri Muslim yang merupakan bumi warisan para wali dan pejuang – pejuang Islam terdahulu, sehingga wajib dijaga dan dilanjutkan proses Islamisasi di negeri ini, agar negeri ini menjadi negeri yang adil, makmur, di bawah naungan Ridho Ilahi.

Demikian salah satu “Seruan Politik 2014” Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) PUSAT, yang dikirim ke redaksi hidayatullah.com, Jumat, (04/04/2014).

“Meskipun belum menerapkan Islam secara sempurna, Indonesia adalah negeri Muslim yang umat Islam-nya telah teruji dalam sejarah dalam membendung arus pemurtadan kaum penjajah selama ratusan tahun.  Umat Islam perlu terus bersiap diri dan menghimpun berbagai potensi mereka, karena musuh – musuh Allah subhanahu Wata’ala tidak pernah berhenti berusaha merusak agama dan kehidupan umat Islam,” demikian salah satu bunyi pernyataan politik mengutip Surat Al-Baqarah [2]:217 dan Surat al-Anfal [8]:60).

Seruan politik yang ditetapkan hari Kamis ini mengatakan, politik adalah salah satu aspek penting yang menentukan corak dan masa depan kehidupan suatu masyarakat. Karena itu, umat Islam, khususnya kalangan ulama dan cendekiawannya, berkewajiban memahami dan berusaha agar politik dan kekuasaan tidak digunakan untuk merusak ad-Dinul Islam dan umatnya, bahkan harus diupayakan agar politik dan kekuasaan dapat menopang kejayaan ad-Dinul Islam, kini dan di masa datang, demikian pernyataan MIUMI Pusat yang ditandatangani Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, MA, M.Phil (Ketua Majelis Pimpinan Pusat) dan Bachtiar Nasir, Lc., MM (Sekretaris Jendral).

Untuk itulah, dalam rangka menghadapi pemilihan calon anggota legislatif 2014 (pileg 2014),  Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menyampaikan taushiyah dan imbauan sebagai berikut:

1. Kepada seluruh jajaran pengurus MIUMI, pusat dan daerah, agar tidak melibatkan diri secara struktural dalam proses pileg 2014, dan menempatkan diri secara adil terhadap semua kekuatan politik.

2. Kepada seluruh pimpinan Parpol dan Caleg yang Muslim agar (a) meneguhkan niat berjihad fi-sabilillah dalam terjun ke dunia politik dan tidak salah niat menggunakan politik sebagai sarana untuk mengadu nasib dan mengeruk kekayaan rakyat (b) menyadari benar-benar bahwa apa yang mereka janjikan kepada rakyat adalah utang yang wajib mereka bayar, di dunia dan akhirat,  (c) memahami bahwa sebagai Muslim memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjaga aturan-aturan Islam dan menggunakan kekuasaan yang mereka pegang untuk memperjuangkan aspirasi Islam, yakni tegaknya kebenaran Tauhidullah, menyebarkan rahmat bagi seluruh alam, dan mencegah kemunkaran serta kezaliman, (d) mengutamakan prinsip kebenaran, keunggulan, dan persaudaraan Islam daripada membela kepentingan, kebanggaan, dan fanatisme kelompok/partai (e) mengutamakan kejujuran, kebersihan, keteladanan, kesederhanaan, serta konsitensi dalam berpolitik;  menjaga akhlak diri dan partai dari sikap oportunis, rendah diri, dan inkonsisten (plin-plan) dalam berpolitik.

3. Kepada seluruh kaum Muslimin untuk (a) menggunakan hak pilihnya, dengan niat ibadah dan berdakwah untuk membantu saudara-saudara kita yang berjuang dari dalam sistem pemerintahan dalam memperjuangkan aspirasi Islam dan mencegah kemunkaran dan kezaliman terhadap umat Islam (b) memilih caleg Muslim yang dikenal sebagai yang terbaik dalam hal iman, keshalehan, dan taqwanya  (d) memahami dengan arif dan bijaksana segala bentuk perbedaan ijtihadiyah dalam melaksanakan perjuangan Islam di Indonesia, agar perbedaan itu tidak dimanfaatkan untuk memecah belah dan mengadu domba para pengemban dakwah dan melemahkan kekuatan umat Islam.

4. Kepada unsur-unsur dan negara-negara asing kami imbau agar menghormati keyakinan dan sikap keagamaan kaum Muslimin Indonesia, dan tidak membantu unsur-unsur yang destruktif terhadap Islam dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.*

hidayatullah.com