Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Ribuan Warga Jerman Sambut Imigran, Tolak Islamophobia

DRESDEN  Menolak protes neo-Nazi, ribuan warga Jerman turun ke jalan-jalan kota Dresden, Jerman, yang dianggap sebagai kubu kelompok anti-imigrasi, untuk mengirim pesan keras melawan Islamophobia.

Memegang spanduk besar yang bertuliskan “Mencegah pogram besok hari”, ribuan orang berbaris secara damai melalui kota timur di bawah pengawasan polisi anti huru hara, Agence France Presse (AFP) melaporkan pada hari Sabtu, 29 Agustus 2015.

“Katakan dengan lantang, katakan dengan jelas, pengungsi diterima di sini,” teriak mereka.

Protes yang diselenggarakan oleh Anti-Nazi Alliance, digambarkan diikuti sekitar 5000 orang, meskipun pasukan polisi mengatakan bahwa hanya 1.000 orang yang ambil bagian dalam protes tersebut.

Dresden adalah kubu gerakan anti-Islam pegida.

Sejak Oktober, kelompok “Patriotik Eropa Menentang Islamisasi negeri Barat” atau “Pegida“ menyelenggarakan pawai mingguan melawan Muslim dan imigran.

Pegida mencatat rekor 25.000 demonstran untuk pawai ke-12 awal Januari di Dresden di mana anggotanya mengibarkan bendera dalam keheningan satu menit untuk korban serangan Charlie Hebdo di Paris minggu sebelumnya.

Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier memperingatkan kerusakan akibat “slogan-slogan dan plakat rasis dan Islamophobia ” Pegida ini menjadi gambaran tentang Jerman di luar negeri.

Satu slogan mereka, “tekanan kebohongan,” dipandang sebagai kembali ke era Nazi. Slogan itu digunakan oleh Adolf Hitler pada tahun 1922 dan kemudian oleh digunakan menteri propaganda Hitler, Joseph Goebbels.

Protes Anti-Islam tersebut dikecam oleh Ulrich Grillo, presiden Federasi Industri Jerman, karena merusak kepentingan dan nilai-nilai negara.

Untuk menawarkan dukungan bagi komunitas Muslim, Kanselir Jerman Angela Merkel menghadiri sebuah acara toleransi di Berlin dua minggu lalu, mengeluarkan pesan yang jelas terhadap meningkatnya gerakan anti-Islam, kelompok kanan-jauh Pegida.

Akhir bulan Desember 2014, Merkel mendesak masyarakat dalam pidato Tahun Baru nya untuk membantu pengungsi yang melarikan diri dari wilayah konflik, memberitahu mereka untuk tidak mendukung  gerakan anti-Muslim yang  “rasis” dan “penuh kebencian”.

Kota, yang merupakan ibukota negara bagian timur Saxony tersebut telah mengalami serangkaian protes anti-migran yang buruk selama beberapa bulan terakhir.

“Kami di sini karena apa yang terjadi di Jerman, khususnya di Saxony, sudah tak tertahankan,” kata Eva Mendl, seorang guru yang berada di antara para demonstran.

“Membenci pengungsi, yang tinggal di sini karena mereka tidak bisa lagi tinggal di rumah mereka setelah apa yang telah mereka melalui perang … seharusnya tidak terjadi di negara kaya,” tambahnya.

Protes itu menyusul serangan pembakaran minggu lalu di pusat pengungsi yang direncanakan dibangun dekat Berlin, yang mencerminkan peningkatan Islamophobia saat negara tersebut bermaksud menjadi tuan rumah bagi 800.000 pencari suaka.

Jerman berharap untuk menerima 800.000 pencari suaka tahun ini, yang merupakan sebuah rekor dan berjumlah empat kali lebih banyak dari pada tahun 2014.

Lonjakan tiba-tiba orang yang datang dari zona perang seperti Suriah serta negara-negara yang tidak berperang seperti Albania dan Kosovo membuat pemerintah berjuang untuk mengatasinya.

Peristiwa ini juga terkena sentimen anti-migran, terutama di kawasan timur Jerman, yang masih tertinggal dari bagian barat negara itu dalam hal pekerjaan dan kesempatan setelah 25 tahun reunifikasi.

muslimdaily.net