TEPI BARAT – Saat Jerman memperingati 25 tahun runtuhnya Tembok Berlin, rakyat Palestina juga berusaha membongkar tembok pemisah di Tepi Barat yang diduduki. Ini adalah gerakan simbolis untuk mengingatkan dunia terhadap penderitaan mereka akibat pembangunan tembok pemisah oleh Israel.

“Tidak peduli seberapa tinggi hambatan, mereka akan jatuh,” para aktivis Palestina yang mengorganisir acara tersebut menulis dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Ma’an News Agency pada Ahad 9 November, demikian lansir onislam.net.

“Seperti runtuhnya Tembok Berlin, Tembok Palestina akan runtuh,” tambah pernyataan itu.

Setiap tahun pada tanggal 9 November, rakyat Jerman memperingati runtuhnya Tembok Berlin yang merupakan simbol penindasan komunis.

Dalam wilayah Palestina yang diduduki, dinding apartheid lain telah dibangun pada tahun 2000 di Tepi Barat. Tembok tinggi besar sepanjang 43 mil dibangun di atas tanah milik rakyat Palestina yang telah disita oleh pemerintah Israel.

Tembok pemisah yang dibuat Israel itu adalah campuran dari pagar elektronik dan dinding beton yang nantinya akan mengular memgelilingi wilayah Tepi Barat dengan total panjang sekitar 900 kilometer (540 mil) di sepanjang Tepi Barat yang diduduki.

Menentang langkah-langkah keamanan Israel berat, sekelompok aktivis Palestina telah menggunakan palu untuk membuat rongga di dinding yang melintasi desa Bir Nabala di  Tepi Barat, antara Al-Quds dan Ramallah.

Menyebutnya “tembok apartheid”, para aktivis yang muncul di TV Palestina mengatakan bahwa tujuan melubangi dinding itu adalah untuk mengirim pesan kepada Israel bahwa hambatan “tidak akan mencegah mereka dari mencapai Al-Quds dan Al-Aqsa”. Langkah membobol tembok itu bukanlah yang pertama, tahun lalu aksi serupa dilakukan oleh sekelompok aktivis, menurut Al Jazeera.

,  muslimdaily.net