Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Popularitas Netanyahu Menurun, Internal Israel Konflik

Hidayatullah.com - Sebuah jajak pendapat di Israel yang hari Rabu  menunjukkan penurunan drastis popularitas PM Israel Benyamin Netanyahu secara signifikan.

Dalam jajak pendapat yang dimuat di situs surat kabar Zionis Ha’aretz,  hari Rabu (27/08/2014) menjelaskan pasca kesepakatan gencatan senjata antara entitas Zionis dan faksi-faksi perlawanan di Jalur Gaza, sebanyak 52% masyarakat Zionis mengungkapkan mereka puas dengan kinerja Netanyahu selama agresi ke Jalur Gaza, sementara itu 40% menyatakan tidak puas dengan konerjanya.

Ha’aretz menulis, tingkat kepuasan masyarakat Israel terhadap kinerja Netanyahu dalam jajak pendapat sebelumnya lebih dari 77%.

“Ini membuktikan kemerosotan pupularitas Netanyahu hingga 25 poin atau mendekati 30%,” tulis Ha’aretz dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC).

Menurut Ha’aretz, banyak orang Zionis yang berbalik menyerang dan mengkritik Netanyahu belakang ini.

Jajak pendapat terbaru ini juga menunjukkan penurunan popularitas Menteri Militer Zionis Moshe Ya’alon dari 77% yang menyatakan puas dengan kinerjanya dalam jajak pendapat sebelumnya, menjadi 58% dalam jajak pendapat kali ini.

Jajak pendapat ini dilansir beberapa saat sebelum konferensi pers digelar oleh Netanyahu pada Rabu (27/08/2014) malam untuk menyampaikan masalah gencatan senjata dengan perlawanan Palestina.

Konflik

Sementara itu, pasca persetujuan gencatan senjata, kalangan internal pengambil kebijakan di Israel pecah.

Menteri Luar Negeri Zionis Avigdor Lieberman mengungkapkan marah atas kepurusan Netanyahu menyetujui penghentian serangan atau gencatan senjata dengan gerakan Hamas, setelah perang yang dilancarkan pasukan penjajah Zionis ke Jalur Gaza berlangsung selama 51 hari.

“Tidak mungkin kita mencapai kesepakatan dengan Hamas. Hamas bukan partner yang memungkinkan kita untuk mencapai kompromi politik atau militer dengannya,” ujar Lieberman.

Dengan menyerang Netanyahu, Lieberman sempat mengatakan, “Kami menentang kesepakatan penghentian serangan (gencatan) dengan Hamas. Karena gencatan ini memungkinkan Hamas melanjutkan membangun kemampuan militernya dan mempersiapkan diri untuk perang berikutnya dengan Israel. Ancaman roket-roket dan terowongan-terowongan masih terus berlanjut.”